Bagi beberapa orang yang sedang memulai usaha atau hobi beternak kenari tentu saja sering merasa tidak tenang jika harus dihadapkan kepada masalah sulit produksi. Beberapa hal yang perlu dipahami adalah tidak ada cara instan ( Tidak Ada Pohon Yang Tumbuh Dalam SATU MALAM ) untuk membuat burung kenari yang kita rawat dapat berketurunan atau berproduksi.
Pertama dalam Breeding ( Berternak ) yang perlu kita lakukan adalah mempunyai Kenari Jantan dan Kenari Betina..Hehehehe..( ya iyalah ) Cukup sehat,tidak cacat fisik ( apalagi mental/sakit Jiwa )hahahahaa.....
Untuk hasil yang maksimal usia kenari :
Jantan = Minimal 1 Tahun
Betina = Minimal 8 Bulan ( Walau sebenarnya usia 6 - 7 bulan sudah bisa dikawinkan )
Dalam proses penjodohan perlu diperhatikan beberapa Hal, antara lain :
*** Kedua indukan haruslah birahi ***
* Lakukan Mandi Jemur yang rutin ( ini penting ) karena kenari sangat menyukai jemur dan mandi dan sudah terbukti ratusan tahun mampu mendongkrak birahi.( di alam mereka bebas jemur dan mandi heheheh..)
* Memberikan Ekstra Fooding yang pantas ( jangan berlebih ) misalnya Telur yang direbus,dan atau menggunakan obat-obatan ( ini hanya jika sangat diperlukan karna jika alami akan lebih baik )
* Berikan pakan yang segar dan usahakan dalam pemberian pakan hanya untuk 1 hari ( pagi - sore )karena saat matahari terbenam segala jenis unggas akan tertidur termasuk kenari,disebabkan burung memiliki kemampuan dalam membedakan/merasakan Sinar Ultraviolet yang dikeluarkan oleh Matahari.kecuali musim dingin kita bisa menggunakan lampu 5 watt agar burung tidak kedinginan.
* Tempelkan kedua sangkar dalam jarak yang dekat ( untuk memperkenalkan masing-masing )selama beberapa hari, jika sudah saling cumbu, tidak terlihat akan menyerang,biasanya ditandai dengan jika malam tidurnya akan berdempetan,kenari jantan lebih gacor dari biasanya,dan kenari betina gelisah jika mendengar Si Jantan bernyanyi.
Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak salah satunya adalah diperlukan metode dan mekanisme rawatan jangka panjang guna membuat burung kenari yang ditangkarkan mampu berproduksi hingga umur 5 tahun atau di atasnya. Kembali ke masalah judul, mengapa telur kenari gagal menetas? Berikut beberapa pembahasan umum yang terkait dengan kelangsungan keturunan dan reproduksi kenari:
* Proses kawin: untuk mengetahui salah satu penyebab gagalnya telur kenari untuk menetas adalah dari proses kawinnya. Secara alami burung kenari betina dapat mengeluarkan telur walau tidak ada proses kawin atau pembuahan dari induk jantan, jadi jika ingin mendapatkan bibit dari telurnya maka dibutuhkan proses kawin.
* Hormon: saat proses kawin terjadi secara baik namun telur kenari gagal menetas setelah masa pengeraman 14 hari atau telur terlihat kosong setelah di cek pada usia pengeraman lebih dari 5 hari maka salah satu kemungkinannya adalah kurang matang/siapnya hormon indukannya. Jika selama ini beberapa penghobiis hanya mengacu kepada faktor jantan saja yang berperan terhadap hasil pembuahan sel telur dalam tubuh betina maka ternyata faktor betina juga berperan dalam menghasilkan keturunan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kondisi birahi pada burung kenari tidak dapat disamakan atau menjadi patokan bahwa burung tersebut juga mempunyai hormon yang baik dan subur.
* Suhu: sering dijumpai bahwa bibit/piyik kenari yang sudah terbentuk di dalam telur tidak dapat menetas setelah masa 14 hari pengeraman. Salah satu penyebabnya adalah karena suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Jika telur yang sedang dierami oleh indukannya mendapat intensitas sinar matahari langsung dalam waktu yang lama maka biasanya kondisi telur akan mengalami dehidrasi. Begitu pula sebaliknya jika suhu terlalu dingin dan telur kurang mendapatkan kehangatan yang baik maka biasanya proses pembentukan bibit tidak akan berlangsung dengan baik.
* Psikologi: kondisi stress pada indukan yang mengeram telur juga turut memicu keberhasilan telur tersebut menetas. Saat indukan stress maka dia akan mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan sarang pengeraman (tidak mengeram) dan dapat berperilaku yang tidak wajar, misalnya perilaku hiperaktif karena over birahi, terdapat kutu di sarang pengeraman atau kondisi tempat ternak yang kurang kondusif.
* Penyakit: sudah sewajarnya jika burung kenari yang sedang terinfeksi penyakit akan mengalami penurunan stamina dan nafsu makan. Selain itu burung kenari yang terkena penyakit saat mengeram dalam beberapa kasus akan malas mengerami telur-telurnya walau dalam beberapa kasus indukan yang terkena penyakit jika tak tertangani secara baik dapat mati dengan kondisi mengerami telur-telurnya. Hal lainnya adalah jika penyakit tersebut menyerang burung kenari indukan sebelum proses kawin maka biasanya akan berhubungan dengan daya tetas telur yang tidak bisa maksimal, begitu pula jika penyakit hinggap pada burung kenari indukan setelah proses kawin.
* Kondisi/stamina: kondisi burung yang terlalu capek akibat terlalu terforsir untuk kawin atau kontes bisa jadi malah menimbulkan masalah baru, beberapa hal ditengarai terjadinya egg binding dapat dipicu karena kondisi induk betina yang terlalu letih untuk mengeluarkan telur-telur dari rahimnya. Sedangkan pada indukan jantan stamina yang terkuras dan tidak fit juga turut mempengaruhi kualitas sperma. Masih terkait dengan daya tetas telur bahwa ada hal yang paling mendasar yang tidak bisa ditinggalkan yaitu masalah GIZI. Kebutuhan akan vitamin, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh burung kenari melalui pakan, suplemen, penjemuran dan kebersihan harus terpenuhi secara baik sebelum masa produktif itu tiba. Hal ini juga juga tidak bisa diselenggarakan dan mempunyai efek yang tiba-tiba/instan melainkan butuh proses untuk menanganinya. Ini sekaligus menjelaskan fenomena indukan yang tidak mau ngisi dimana seringkali antara gizi dan kematangan hormon tidak ada kesinambungan bahkan ditemui beberapa burung yang dipaksakan kawin sebelum benar-benar dalam kondisi puncak.
Pertama dalam Breeding ( Berternak ) yang perlu kita lakukan adalah mempunyai Kenari Jantan dan Kenari Betina..Hehehehe..( ya iyalah ) Cukup sehat,tidak cacat fisik ( apalagi mental/sakit Jiwa )hahahahaa.....
Untuk hasil yang maksimal usia kenari :
Jantan = Minimal 1 Tahun
Betina = Minimal 8 Bulan ( Walau sebenarnya usia 6 - 7 bulan sudah bisa dikawinkan )
Dalam proses penjodohan perlu diperhatikan beberapa Hal, antara lain :
*** Kedua indukan haruslah birahi ***
* Lakukan Mandi Jemur yang rutin ( ini penting ) karena kenari sangat menyukai jemur dan mandi dan sudah terbukti ratusan tahun mampu mendongkrak birahi.( di alam mereka bebas jemur dan mandi heheheh..)
* Memberikan Ekstra Fooding yang pantas ( jangan berlebih ) misalnya Telur yang direbus,dan atau menggunakan obat-obatan ( ini hanya jika sangat diperlukan karna jika alami akan lebih baik )
* Berikan pakan yang segar dan usahakan dalam pemberian pakan hanya untuk 1 hari ( pagi - sore )karena saat matahari terbenam segala jenis unggas akan tertidur termasuk kenari,disebabkan burung memiliki kemampuan dalam membedakan/merasakan Sinar Ultraviolet yang dikeluarkan oleh Matahari.kecuali musim dingin kita bisa menggunakan lampu 5 watt agar burung tidak kedinginan.
* Tempelkan kedua sangkar dalam jarak yang dekat ( untuk memperkenalkan masing-masing )selama beberapa hari, jika sudah saling cumbu, tidak terlihat akan menyerang,biasanya ditandai dengan jika malam tidurnya akan berdempetan,kenari jantan lebih gacor dari biasanya,dan kenari betina gelisah jika mendengar Si Jantan bernyanyi.
Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak salah satunya adalah diperlukan metode dan mekanisme rawatan jangka panjang guna membuat burung kenari yang ditangkarkan mampu berproduksi hingga umur 5 tahun atau di atasnya. Kembali ke masalah judul, mengapa telur kenari gagal menetas? Berikut beberapa pembahasan umum yang terkait dengan kelangsungan keturunan dan reproduksi kenari:
* Proses kawin: untuk mengetahui salah satu penyebab gagalnya telur kenari untuk menetas adalah dari proses kawinnya. Secara alami burung kenari betina dapat mengeluarkan telur walau tidak ada proses kawin atau pembuahan dari induk jantan, jadi jika ingin mendapatkan bibit dari telurnya maka dibutuhkan proses kawin.
* Hormon: saat proses kawin terjadi secara baik namun telur kenari gagal menetas setelah masa pengeraman 14 hari atau telur terlihat kosong setelah di cek pada usia pengeraman lebih dari 5 hari maka salah satu kemungkinannya adalah kurang matang/siapnya hormon indukannya. Jika selama ini beberapa penghobiis hanya mengacu kepada faktor jantan saja yang berperan terhadap hasil pembuahan sel telur dalam tubuh betina maka ternyata faktor betina juga berperan dalam menghasilkan keturunan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kondisi birahi pada burung kenari tidak dapat disamakan atau menjadi patokan bahwa burung tersebut juga mempunyai hormon yang baik dan subur.
* Suhu: sering dijumpai bahwa bibit/piyik kenari yang sudah terbentuk di dalam telur tidak dapat menetas setelah masa 14 hari pengeraman. Salah satu penyebabnya adalah karena suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Jika telur yang sedang dierami oleh indukannya mendapat intensitas sinar matahari langsung dalam waktu yang lama maka biasanya kondisi telur akan mengalami dehidrasi. Begitu pula sebaliknya jika suhu terlalu dingin dan telur kurang mendapatkan kehangatan yang baik maka biasanya proses pembentukan bibit tidak akan berlangsung dengan baik.
* Psikologi: kondisi stress pada indukan yang mengeram telur juga turut memicu keberhasilan telur tersebut menetas. Saat indukan stress maka dia akan mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan sarang pengeraman (tidak mengeram) dan dapat berperilaku yang tidak wajar, misalnya perilaku hiperaktif karena over birahi, terdapat kutu di sarang pengeraman atau kondisi tempat ternak yang kurang kondusif.
* Penyakit: sudah sewajarnya jika burung kenari yang sedang terinfeksi penyakit akan mengalami penurunan stamina dan nafsu makan. Selain itu burung kenari yang terkena penyakit saat mengeram dalam beberapa kasus akan malas mengerami telur-telurnya walau dalam beberapa kasus indukan yang terkena penyakit jika tak tertangani secara baik dapat mati dengan kondisi mengerami telur-telurnya. Hal lainnya adalah jika penyakit tersebut menyerang burung kenari indukan sebelum proses kawin maka biasanya akan berhubungan dengan daya tetas telur yang tidak bisa maksimal, begitu pula jika penyakit hinggap pada burung kenari indukan setelah proses kawin.
* Kondisi/stamina: kondisi burung yang terlalu capek akibat terlalu terforsir untuk kawin atau kontes bisa jadi malah menimbulkan masalah baru, beberapa hal ditengarai terjadinya egg binding dapat dipicu karena kondisi induk betina yang terlalu letih untuk mengeluarkan telur-telur dari rahimnya. Sedangkan pada indukan jantan stamina yang terkuras dan tidak fit juga turut mempengaruhi kualitas sperma. Masih terkait dengan daya tetas telur bahwa ada hal yang paling mendasar yang tidak bisa ditinggalkan yaitu masalah GIZI. Kebutuhan akan vitamin, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh burung kenari melalui pakan, suplemen, penjemuran dan kebersihan harus terpenuhi secara baik sebelum masa produktif itu tiba. Hal ini juga juga tidak bisa diselenggarakan dan mempunyai efek yang tiba-tiba/instan melainkan butuh proses untuk menanganinya. Ini sekaligus menjelaskan fenomena indukan yang tidak mau ngisi dimana seringkali antara gizi dan kematangan hormon tidak ada kesinambungan bahkan ditemui beberapa burung yang dipaksakan kawin sebelum benar-benar dalam kondisi puncak.
No comments:
Post a Comment